Ads

Monday, 5 December 2022

Lelahku

Aku rasanya mulai lelah sendiri. Tapi apa bedanya kalau sudah berpasangan? Bagaimana bila kami sama-sama lelah. Lagi-lagi hanya kepada diri sendiri aku bersandar, aku menguatkan diriku. Tidak kepada satupun manusia aku bisa berharap, tapi bukankah diriku juga manusia? 

Sumber foto: unsplash

Teman? Semakin bertambah umur kami semakin memiliki batasan, prioritas utama tentu kepada keluarga kecil yang baru terbentuk tentu saja dengan pasangan, makanya di awal itu aku sebut 'pasangan', karena dialah sosok terdekat. 

Lelah, ada rasa khawatir juga tentang hari esok. Bagaimana menghadapinya? 

Ku pandangi cermin, ada aku di sana, sosok itu akan menjalani hari esok dan seterusnya walau apapun yang akan terjadi, mampu menjawab berbagai pertanyaan yang akan ditanyakan, mampu bertahan menghadapi berbagai macam orang.

Sumber foto: Unsplash

2023 nanti entah seperti apa, aku seharusnya tak terlalu memikirkannya. Yang perlu kulakukan hanyalah menjalaninya saja. Tapi tanggungan-tanggungan yang ada tidak bisa terbayar kalau aku tak memikirkannya atau kurang memikirkannya. Lagi-lagi aku bepikir apa bisa aku menghadapinya? 

Efek setelah pandemi ternyata menohok lebih hebat dibanding saat pandemi. 

Kira-kira kapan akan pulih? 

Sedih banget. 

Tapi dibanding sedih, aku lebih merasa ketakutan. 

Ketakutan yang tak ada ujungnya. 

Akan bagaimana? Akan seperti apa? Harus bagaimana? Harus seperti apa? What if

Semakin hari rasanya semakin sulit. Aku belum menemukan titik terang. 

Aku juga merasa semakin tidak bersemangat. 

Memang, orang yang paling jahat itu orang terdekat. Siapa lagi kalau bukan diri sendiri. Aku tersandera rasa takut dan khawatir.