Ads

Saturday 6 April 2019

Coba Gimana?

Dulu ya pernah suka sama orang. Gatau orang itu suka apa engga. Yang jelas saat itu, setelah diselidiki ternyata dia udah punya pacar. Patah hati deh. Coba move on. Mungkin bukan saatnya dipertemukan dengan orang itu.

Sampai suatu bertemu dengan seseorang yang kuanggap sosoknya sama seperti orang yang ku sukai. Dari rupanya, suaranya, cara bicaranya... Kalau aku ngobrol langsung dengan orang yang dulu ku sukai itu mungkin sosoknya sama seperti yang ku temui ini. Mungkin dia yang dulu ku sukai bukan jodohku. Apakah orang yang sekarang ku temui itu adalah jodohku? Aku harap. Bila memang yang dulu ku sukai bukan jodohku, ku harap yang ini adalah jodohku.


Waktu berlalu. Bertahun-tahun lamanya. Dengan orang baru yang sempat ku kira jodohku karena aku pikir dia punya kemiripan dengan orang yg dulu ku sukai ternyata aku tak berjodoh juga. Kami memang sesekali mengobrol walau dalam waktu yang sangat singkat. Kami tidak punya hubungan apa-apa. Teman? Ah kami hanya sesekali mengobrol itupun sebentar. Kami punya pekerjaan masing-masing.

Dengan orang yang dulu kusukai? Dalam satu tahun, dan setiap tahunnya kami selalu sempat berkomunikasi. Walau sebentar. Membuatku terus berharap. Sampai sekarang. Dengan orang ini.
Pernah dia tiba-tiba datang ke tempat kerjaku. Pernah dia tiba-tiba datang ke rumahku.
Pernah dia datang lagi ke rumahku.
Pernah dia mengantarku pulang ke rumahku.
Pernah juga aku datang ke kotanya..
Pernah aku merindukannya. Sampai sekarang. Apa mungkin dia akan datang lagi? Apa mungkin dia juga punya perasaan yang sama sepertiku sampai sekarang?

Tentang orang baru itu, ternyata dari sebelum kita bertemu dia baru saja berkeluarga. Itu baru ku ketahui setelah 2 tahun berlalu. Tau dari orang lain. Dulu kirain masih single, makanya saya berharap.

2019.
Pertengahan Januari.
Tidak biasanya orang baru ini mengajakku berbicara dengan obrolan yang dimulai dengan kalimat "Saya mimpiin m*w*r (sebut saja namaku mawar)" Lalu ku jawab bahwa itu hal biasa karena kita kan satu tempat kerja. Memimpikan orang-orang di sekitar kita adalah hal biasa. Ucapan selanjutnya dari dia adalah "tapi saya jarang mimpiin orang-orang yang ada di tempat kerja, baru sekali mimpiin m*w*r (sebut saja namaku mawar)". Kemudian aku tanya lagi, " memangnya mimpiin apaan? Ngapain?" Heran aku begini aja diceritain kataku dalam hati. Dia jawab, "ya mimpinya ya gini-gini aja tentang kegiatan sehari-hari di sini. Tapi saya baru pertama kali mimpiin mawar padahal udah kenal bertahun-tahun".

Bingung sebenernya mau jawab apa, jadi aku haha hihi aja. Ini kode kali ya pengen ngobrol tapi bingung mau mulai dari apa perbincangannya.
Yaudah aku ngobrol tuh, terus cerita - cerita. Terus dia bilang suka sama aku dari awal ketemu. Dia bilang ya suka sekedar seneng gitu ngeliat aku, kan suka ga mesti memiliki katanya, ngeliat aku aja dia udah cukup seneng. Terus kami tukeran nomor hp, minta kasih tau namaku, aku bilang panggil aja mawar tapi dia ga percaya haha ga ada yang tau nama asliku. Dengan dia pun aku tak punya rencana untuk memberitahu namaku. Dia minta nomerku tapi aku ga minta nomernya dia. Kenapa ya? Bingung buat apa, malu juga. Lagian mau ngomong apaan emang.

Wushhhhhhh.... Hari-hari berlalu, dia datang lagi, bilang abis solat subuh terus dia tidur eh mimpiin aku lagi. Aku tanya mimpi apa lagi, jawabannya ya mimpiin aku aja. Gatau deh aku dia mimpiin aku gimana.

Dari orang baru ini aku jadi merenung.

Bahwa aku pernah menelepon yang dulu kusukai karena aku memimpikannya. Apakah memulai pembicaraan dengan bilang aku mimpiin kamu itu lagi tren ya di hidupku?
Hm padahal aku sering mimpiin orang yang dulu kusukai itu tapi kalo sampe nelpon terus bilang aku mimpiin kamu itu baru sekali. Sampe sekarang pun masih suka mimpiin orang yang dulu kusukai. Apa karena aku saking sukanya ya. Mimpiin dia tuh mimpiin gimana? Mimpinya ya tentang kegiatan sehari-hari aja, kadang malah di mimpiku hanya ada dia tanpa ada aku, berasa nonton cctv jadinya.

Lalu yang membuatku merenung lagi adalah dulu orang yang dulu kusukai ini juga bilang pernah suka kepadaku. Pernah suka. Aku bilang ke dia kalo aku juga pernah suka sama dia. Ada yang ga ku ucapkan ke dia, harusnya aku bilang sampai saat ini aku tetap menyukainya. Hal yang ku sesali karna tak ku katakan. Sementara orang baru ini bilang kepadaku kalau dari awal bertemu denganku hingga saat ini dia masih menyukaiku, makanya dimanapun dia selalu sempet-sempetin lewatin tempatku. Katanya dia mau liat aku, seneng kalo liat aku, apalagi kalo akunya senyum. Gombal ga sih?

Tapi kalimat-kalimat dari orang baru ini juga yang ingin ku ucapkan kepada orang yang dulu hingga kini ku sukai. Aku suka kamu, walau ga harus memiliki, tapi ngeliat kamu, apalagi kalo kamu senyum itu udah bikin aku bahagia.


Gimana ya selanjutnya, gimana hubunganku dengan orang yang dulu hingga kini kusukai? Tahun ini aku belum berkomunikasi sama sekali. Biasanya  komunikasi saat tanggal ulang tahun.

Move on itu agak sulit. Tiap bertemu kenalan baru, selalu ada yang sesuatu yang mirip dengan orang yang ku sukai, nama panggilan misalnya. Uh aku rindu memanggil 2 huruf dari namanya. Dan orang-orang yang kutemui ternyata mempunyai 2 huruf yang sama dengan orang yang dulu hingga kini ku sukai. Susah move on.

Aku selalu berharap yang terbaik untuk orang yang dulu hingga kini kusukai, walau tanpa aku. Aku harap bila dia butuh bantuan dia tak akan sungkan meminta bantuan kepadaku. Dengan senang hati akan ku bantu. Hm agak mustahil sih minta bantuanku karena dia serba bisa mengatasi masalahnya. Jadi aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk orang yang dulu hingga kini kusukai.

Friday 5 April 2019

Film

Udah nonton berapa filmnya? Terus endingnya pada gimana?

Ga happy ending rupanya film-film yang gue tonton. Apa aja sih yang udah gue tonton?
You're The Apple of My Eyes, Midnight Sun, BiTWC, The Handmaiden, apalagi ya? Kayanya masih ada tapi kok lupa. Oia The Handmaiden mah happy ending. Film yang gue lupa juga itu happy ending.

Tapi yang paling baru gue tonton itu film You are The Apple of My Eyes. Endingnya tokoh utama pria ga bersama tokoh utama wanita. Hmm... Jodoh emang ga ada yang tau ya. Nonton film ini jadi bernostalgia waktu sekolah, kelakuan anak-anak sekolah emang ada-ada aja. Tapi sih yang nakal mesum kaya di film ini belom pernah gue temuin. Yang nakal, rajin, males, ga jelas, semua ada. Kisah cintanya? Cinta makin tumbuh karena sering bersama ya. Hehe. Dan berakhir karena? Karena ga jodoh.

Midnight Sun.
Jalan ceritanya ketebak banget. Ntar salah satu tokoh utamanya mati. Cewek penyakitan naksir sama cowok ganteng, mereka jatuh cinta tapi si cewek menutupi penyakitnya, si cowok punya masalah yg akhirnya cuma bisa berhasil dengan motivasi dari ceweknya, mereka bersenang-senang sebelum akhirnya ceweknya makin deket ke ajalnya. Terus meninggal.
Tapi gue nangis nonton film ini. Karena terlalu menghayati apa karena akting pemainnya lumayan ya. Sedih banget waktu bapaknya tokoh utama tau umur anaknya ga lama lagi huhu. Lagian kenapa sih pulang dari pantai itu ya masuk aja ke bangunan mana kek, hotel kek, museum kek, yang penting ga kena sinar matahari. Kenapa mesti ke rumah yang jaraknya jauh banget.

BiTWC.
Ini udah gue review di tulisan kemaren. Ga happy ending. Pukpuk Adele. Emma kenapa sih ga ngasih Adele kesempatan? Ini gimana filmnya ga ada kelanjutannya?
Apakah aku berstandar ganda kalo aku menganggap ending film You're the Apple of My Eyes ga happy ending tapi yaudah tamat aku terima. Tokoh utama ceweknya nikah sama cowok lain. Udah. Aku ga penasaran kelanjutannya gimana lagi. Tapi dari film Blue is The Warmest Colour ini bener-bener masih bikin aku penasaran. Padahal ya di film ini juga kan Emma udah bilang kalo dia berkeluarga ya. Tapi kok masih bilang dan bertanya-tanya kenapa Emma ga ngasih kesempatan ke Adele? Apa karena berkeluarga seperti Emma itu di alam bawah sadarku masih belum menyatakan kalo Emma tuh udah dimiliki orang lain. Maksudnya apa karena Emma tuh ga menikah kaya tokoh cewek di film You're the Apple of My Eyes?
Apa Emma suatu saat di masa depannya bakal ketemu lagi sama Adele? Mereka bakal ngapain ya? Emma melukis, Adele mengajar, apakah mereka akan dipertemukan di sekolah? Yah siapa tau Emma jadi mengajar melukis, kan. Terus ketemu Adele. Mereka ngobrol lagi. Sering bareng-bareng. Terus... Yaudah jadi temen ngobrol aja emang mau ngapain lagi? Ngeliat mereka ngobrol, akrab, aku udah seneng kok, yah pokoknya mereka menghabiskan waktu bersama gitu. Walau tanpa seks? Yes! Walau tanpa seks, bukan itu yang ingin ku lihat. Waktu pertama mereka ngobrol di bar, atau pas ketemuan setelah pulang sekolah di bangku taman mereka ngobrol. Yah kalo gitu berarti nanti kalo ada lanjutannya cuma mempertontonkan mereka ngobrol ngalor ngidul gitu? Iya pengen ngeliat mereka bareng-bareng huhu.

The Handmaiden.
Ini film dari 3 sudut pandang tokoh di filmnya.
Endingnya sih happy ending. Tapi bener-bener ga ketebak. Haha. Tak ku sangka.
Tau film ini dari chirpstory anak Twitter yang bikin thread tentang film ga biasa untuk valentine, iya itu kayanya judul threadnya. Milih nonton ini karena diantara film yang ada di daftar thread itu, film ini kayanya yang gampang gue cerna. Kalo diliat dari cover depannya tuh gue tebak nah ini film cinta segiempat terus nanti ada adegan rebutan di antara mereka. Eh kok di luar dugaan ya. Kaget juga sih.

Film yang kulupa.
Lupa bener-bener ga inget.
Durasinya sama-sama panjang kalo ga salah. Ini juga endingnya ga ketebak. Tapi film apa ya? Haduh.



Setelah nonton film-film itu, aku semakin menempel dengan akhir yang ga happy ending. Hidupku juga mungkin bakal begitu? Tidak menikah dengan org yang saat ini aku cintai, masa depan memang susah ditebak.