Ads

Wednesday, 19 September 2018

Tentang Menikah

Tentang Menikah

Ini masih menjadi perang batin dalam diriku. Ah biar ku ingat - ingat...
Dulu...
Ketika masih sekolah, kelas 10 sepertinya, aku pernah mempunyai keinginan untuk menikah muda. Sebelum usia 25 seharusnya aku sudah menikah, menjalankan kehidupan berumahtangga, lalu punya anak. Seiring berjalannya waktu, aku tidak ingin terlalu cepat menikah. Berbagai pertimbangan, kenyataan pada mereka yang telah berumahtangga dan segala macam masalahnya di sekitarku membuatku mempertimbangkan kembali untuk cepat menikah. Sampai di tahun terakhir aku bersekolah, ada seseorang yang ingin menikahiku. Oh no! Gue ga mau, kaga kenal juga! Dan gue ga mau kenalan! Big no!
Saya stres. Nilai anjlok. Ini kalo orangnya ngajak nikah bilang dulu ke saya, saya ga akan sekaget ini, tetep bakal ku tolak sih. Tapi ini udah omongannya antar keluarga. Gila aja lulus sekolah gue diajak nikah. No no no!!!

Waktu menjelang kelulusan juga guruku bilang "jangan mau - mau aja langsung nikah setelah lulus, nikah tuh enaknya satu malem atau satu hari aja, sisanya sepanjang hidup itu tanggung jawab. Cari pengalaman dulu, kerja dulu, balas budi ke orang tua, siapkan mental dulu. Dipikir-pikir dulu pokoknya.  "

Kala itu belum serame sekarang ya ajakan nikah muda. Malah dulu zamannya iklan batas umur nikah perempuan itu 21 tahun dan laki - laki 25 tahun.

Ok, walau guruku gatau permasalahanku tapi aku seperti mendapat dukungan untuk tidak segera menikah.

Tapi kalau tidak menikah aku ngapain dong?
Masih aja ya kepikiran nikah. Pokoknya setelah aku sudah cukup siap aku akan menikah. Ku saat itu suka banget ngeliat iklan Mowilex yang pake lagunya Citra S. Bangun pagi - pagi, bangunin suami, terus sembari suami mandi akunya nyiapin sarapan buat dia dan anak kami. Lalu bangunin anak kami. Abis itu sarapan bareng. Terus sama anak nganter suami ke teras buat berangkat kerja, terus cium tangan, cipika cipiki sama suami sebelum berangkat. Setelah suami berangkat beres - beres rumah, berhubung anak belum sekolah jadi agak nyantai. Seharian sama anak. Menjelang sore mulai masak malem buat makan bersama terus menanti suami pulang. Uwwwwhhh khayalanku. Sampe sekarang sih kalo nikah pemikiranku bakal begini. Berbakti untuk keluarga, untuk suami, anak.


Tapi tahun demi tahun berlalu, hidup makin susah. Aku makin realistis bahwa nikah itu mahal dan aku harus benar - benar siap mental. Iya ga cuma finansial aja tapi mental juga kudu siap. Aku mulai berpikir bahwa aku juga harus bekerja agar kelak suamiku tidak menanggung semuanya sendiri. Aku harus membantunya. Anak tentu saja tetap ku urus, kan aku carinya kerjaannya yang bisa tetep bareng anak.

Lalu sampailah aku pada sebuah percakapan,
"Paling umur 27an saya nikah..."
Hm kita kan seumuran, tapi nanti di umur segitu apa saya masih layak untuk dia? Belum lagi yang ku tau laki - laki itu kebanyakan sukanya yang lebih muda dari dia. Lha aku aja seumuran. Insecure. Saya insecure. Jadi malah mikir - mikir berkali - kali, apakah benar saya ingin menikah? Kok saya jadi ga tertarik untuk menikah karena ga pede di usia segitu untuk dia.
Ya ampun, kenapa sih saya cuma bisa ngeliat 1 laki - laki aja. Udah bertahun - tahun lamanya, ketemu berbagai macam lelaki, tapi kok ya di mata saya cuma dia yang benar - benar ada. Ayo sadar, kemungkinan dia untuk memilih diriku terlalu kecil. Aku seharusnya tak banyak berharap. Dan mulai mengurangi khyalan - khayalanku untuk hidup bersamanya.




Iya dari semenjak sekolah saya memang single. Yang saya omongin ya sebatas ada di pikiran saja.

Tuesday, 4 September 2018

Bikin Puding itu Mudah

Nutrijell Pudding Susu Rasa Mangga.
Rasanya mangga banget!
Ini puding yang paling sering aku buat. Rasanya manis dan segar. Membuatnya pun mudah dan tidak memakan waktu lama. Dalam satu kemasan ini sudah termasuk gula dan susu, jadi hanya perlu ait dan dimasak sampai mendidih saja.

Petunjuk penyajian berdasarkan kemasan :
1. Masukkan Pudding Susu ke dalam wadah, lalu tambahkan 500ml air ke dalamnya, aduk rata.
2. Masak, sambil diaduk hingga mendidih.
3. Tuang ke dalam cetakan dan dinginkan.
4. Pudding Susu siap dinikmati.

Puding, pudding, mangga, puding mangga, puding nutrijell, nutrijell
Membuat puding. Sorry fotonya ga indah.
Petunjuk tambahan dariku :
1. Siapkan wadah untuk puding setelah matang nanti.
2. Sebelum menyalakan api, biasanya aku aduk dulu puding sampai tercampur rata dengan air. Setelah benar - benar tercampur, baru aku nyalakan apinya.
Nutrijell puding susu, nutrijell pudding susu
Ini masih proses, belum merata. 
3. Aku memakai pengaduk kayu, supaya tangan ga terlalu kepanasan saat mengaduk sampai puding mendidih. Gunakan pengaduk dengan tambahan 'bukan penghantar panas yang baik' seperti salah satunya kayu di ujung pegangan pengaduk.
4. Sabar menunggu. Ini makanan instan, yang diperlukan hanya kesabaran untuk menunggu mendidih. Tanda kalau sudah mendidih itu meletup-letup, lalu campuran air dan puding berbuih hingga ke atas. Nah itu udah mateng.
5. Matikan kompor. Jangan sampai lupa!
6. Tuang puding ke wadah yang sudah disiapkan.
7. Bisa ditambahkan nata de coco kalau mau supaya seperti puding di minimarket.
8. Tunggu sampai dingin.
9. Bisa langsung dimakan atau bisa juga dimasukkan ke kulkas biar makin dingin.
Takaran saji nutrijell puding
Zoom untuk lebih terlihat!

Walaupun aku suka banget sama puding ini. Tapi aku ga bisa makan banyak - banyak dan rutin. Ini karena aku mulai membatasi diriku terhadap konsumsi gula. Dalam takaran saji ± 1/3 sachet (58g), itu mengandung gula 42g. Jumlah sajian perkemasan itu ±3, jadi kalau dimakan semuanya sendirian itu jumlah gulanya dikalikan dengan 3. Sementara batas konsumsi gula  yang disarankan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per orang dalam per hari adalah 50g atau setara 5-9 sendok teh.
Untuk garam sendiri dalam produk ini mengandung 40mg, batas konsumsi garam yang disarankan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per orang dalam per hari adalah 5g atau setara 5 sendok teh.

Di sini yang ku coba batasi adalah konsumsi gulaku. Puding ini enak. Aku suka. Tapi aku harus tau diri, ga boleh terlalu banyak mengkonsumsinya.

Makan apapun, tidak hanya puding saja, apalagi yang dalam kemasan itu tinggi kandungan gula dan garam. Rasanya enak. Tetap boleh dimakan tapi aku harus mulai membatasinya.