Ads

Wednesday 17 October 2018

Pernikahan

Bagaimana sih cara pandang saya terhadap pernikahan?

Pernikahan menurut saya adalah komitmen antara sepasang yang disahkan negara, agama, dan adat dengan tujuan tidak ada pihak yang dirugikan, setidaknya untuk meminimalisir kerugian. Seorang suami mempunyai hak dan kewajiban, begitu pula seorang istri juga mempunyai hak dan kewajiban.

Dalam pernikahan tidak semua akan berjalan lancar tapi yang saya cari adalah orang yang sama-sama berkomitmen seperti saya. Teman hidup. Teman hidup sampai ajal menjemput.
Sekesal-kesalnya, sesusah-susahnya, atauu sebahagia-bahagianya hidup saya, pasangan adalah orang yang akan mendampingi saya, begitu saya adalah orang yang akan mendampingi pasangan saya.

Ada kah yang seperti itu?
Sanggupkah saya mendampingi pasangan di saat susah maupun senang? Selalu saya semogakan.

Apa yang terberat dalam pernikahan?
Rasa bosan. Makanya saya ga cukup hanya dengan cinta, tapi saya perlu komitmen. Sebosan-bosannya kami, kami adalah pasangan dan kami sudah berkomitmen untuk bersama.

Ekonomi. Banyak perceraian terjadi karena alasan ini. How if kehidupan setelah nikah ternyata ga seindah seperti sebelum menikah? Tiba-tiba pasangan kena PHK, sementara setelah menikah pasangan menyuruh saya untuk di rumah saja tidak perlu bekerja. Sewa kontrakan tiap bulannya, uang makan tiap harinya, listrik perbulannya, bagaimana cara membayarnya sementara tidak ada yang bekerja. Pasangan pusing stres tidak punya uang, yang disuruh ga usah kerja juga sama aja pusing, stres. Akibatnya jadi sering cekcok.

How if pasangan kerja dan nyuruh saya di rumah aja ga perlu kerja, eh gajinya dia ga cukup buat bayar kontrakan, makan, dan listrik. Pusing juga kan. Cekcok? Pasti.

How if pasangan ga kerja dan saya yang bekerja. Semua biaya ini itu tercukupi tapi waktu dengan pasangan jadi kurang. Cekcok? Lagi - lagi cekcok.

Nah makanya sebelum nikah bicarain semua hal ga enak dulu. Biar pas udah terjadi nanti udah ada persiapan. Apalagi urusan ekonomi gini. Jangan sungkan untuk dibahas. Kalo mau dua-duanya kerja juga harus dibicarakan dulu. Saling nego jadwal libur misalkan biar ada quality time dan berkomitmen dengan hasil negoan itu. Teorinya gampang, prakteknya yang susah.

Kalo di tv, di sinetron tepatnya, ada sebuah keluarga, suami dengan gaji pas-pasan, istri hanya di rumah, anak pertama masih sekolah, anak kedua masih balita, rumah ngontrak. Hidup bahagia, tanpa cekcok.

Iya itu di tv aja. Di kehidupan nyata belum pernah saya temui.

Yang saya temui istri menggerutu karna penghasilan suami kurang, jadi istri harus cari uang tambahan untuk menghidupi anak, menambah bayar kontrakan, sementara suami melarang istri bekerja. Hasilnya? Cekcok.

Untuk kebutuhan primer saja tidak terpenuhi. Padahal itu kebutuhan utama manusia.

Hmm mulai deh saya ga nyambung.
Intinya urusan duit jangan pernah malu-malu buat dibicarain sama pasangan sebelum ke jenjang pernikahan.


No comments:

Post a Comment