Ads

Wednesday 8 September 2021

Aku dan Menstruasi

Bulan ini telat. Ga biasanya aku telat datang bulan, yang biasanya terjadi justru jadwal mensku semakin maju. Aku merasa panik, takut sesuatu terjadi padaku. Apakah seperti ini perasaan yang dialami oleh orang yang telat haid? Sangat tidak nyaman. 

Sumber gambar: detik


H-10 sampai dengan h-7 menjelang hari haid itu adalah masa PMS-ku. Rasa laparku menggila, terutama pada makanan yang manis, asin, dan asam, kadang pedas juga sih. Moodku berantakan, kadang jadi mellow, kadang jadi galak, kadang pula jadi over senang. Badanku, terutama perut mulai ga enak, perut ga enak tapi pengennya makanan dengan cita rasa bumbu yang kuat. 

Tanggal haidku tiap bulannya termasuk teratur, walau pernah beberapa kali sangat maju, maju seminggu, kaget banget karena jadinya sebulan 2x datang bulan. 

Tapi bulan ini justru mundur, badanku udah ga karuan rasanya, pinggang pegel banget, mood berantakan, kacau deh, mana susah tidur juga. 

Akhirnya aku ambil libur, karena badanku serese ini. Selama libur aku merenungi perjalanan haidku. 

Di mulai dari masa remaja, aku ga ingat seberapa menyakitkannya, yang aku ingat hanya aku sering tembus saat menstruasi, baik ketika di rumah atau di sekolah. Ketika SMA aku ingat rasa sakitnya saat datang bulan, tapi kegiatan sekolahku tetap jalan. Aku ga libur saat mens atau pergi ke UKS, rasa sakitnya masih bisa aku tahan. Kegiatan di sekolah kan memang kebanyakan hanya duduk, kalau tidak konsen mencatat aku bisa pinjam catatan teman ke esokan harinya. Mungkin ini alasanku tetap kuat masuk sekolah. Tapi temanku kalau sedang haid dia izin ke UKS dan pulang lebih awal. Temanku rajin berolahraga, sementara aku malas berolahraga dan ketika aku kesakitan mens orang-orang menyarankanku rajin berolahraga, tapi temanku yg rajin berolahraga itu sepertinya lebih kesakitan daripada aku ketika mens. 

Olahraga itu baik, aku tahu, terima kasih sarannya. 


Saat remaja dulu, ketika akan mens aku merasa ingin buang gas terus menerus, selain itu wajahku jadi berminyak dan muncul jerawat. Lalu ketika hari pertama tiba perutku terasa sakit, tidak nyaman. Aku juga merasa lebih mudah mengantuk. Moodku stabil, nafsu makanku stabil. Aku tidak merasakan sakit pinggang atau badan pegal-pegal. 

Lanjut setelah aku lulus sekolah. Menjelang mens aku merasa moodku mulai tidak stabil, wajah berminyak dan muncul jerawat, nafsu makanku masih stabil dan tidak sakit pinggang. Tapi rasa kantukku tak tertahankan. 

Saat sakit perut aku bisa tertidur dan seolah tak ingat seberapa menyakitkannya hari pertama. 

Seiring bertambahnya usia, aku juga semakin jarang tembus, tentu saja karena semakin berpengalaman mencari pembalut terbaik. 

Saat aku bekerja, ini masih teringat sangat jelas rasa sakitnya menstruasi. 

Mood tidak stabil, nafsu makan menggila, wajah berminyak dan jerawat, rasa kantuk yang semakin hebat, dulu aku sesampainya aku di rumah aku bisa langsung tertidur setelah pulang kerja tanpa mencuci muka. Ngantuk hebat banget. Rasa sakit perutku semakin menjadi. Tapi bisa diatasi dengan aku tidur. 

Belum pernah kucoba.

Langsung saja ke 3 tahun terakhir. Aku merasa semakin banyak keluhan menjelang haid. Selain hal-hal yang ku sebutkan di atas, gejala bertambah menjadi perutku kembung sampai kerucukan berbunyi keras, mules, jadwal bab menjadi lebih sering atau malah sembelit, nafsu makanku semakin menggila. Dan ketika tiba harinya aku sampai muntaber. Dulu tidak sebegininya. 

Semakin ke sini, aku merasa badanku jadi pegal-pegal dan aku merasakan sakit pinggang fenomenal yang dialami orang-orang. Yang paling parah menurutku adalah rasa sakitnya, sampai aku tidak bisa tidur. Karena dalam posisi tiduran aja sakit banget perutku, berdiri juga sakit, duduk juga sakit, semua posisi menyakitkan. 

Nah karena kondisiku seperti itu setahun belakangan ini aku meliburkan diri ketika datang bulan. Disepelein sih sama orang-orang. Ckck. Mereka tidak tahu rasanya, dijelaskan pun tidak mengerti. 

Oia selama bekerja aku mencoba mengurangi rasa nyeri haid dengan minum jamu, ibuprofen, lalu obat khusus haid, tapi ga ngaruh, untuk obat-obatan malah bikin rasa ngantukku makin jadi, tapi aku ga bisa tidur juga kalo kerja. Jadi aku berhenti mengkonsumsi semua itu. 

Bagaimana dengan olahraga? Ternyata tidak berpengaruh utk nyeri haidku. 

Yang sekarang bisa kulakukan hanya meliburkan diri, dan rebahan. Rebahan juga tetap menyakitkan. Aku coba yoga untuk haid, tidak ampuh untukku. 

Karena di rumah aku tidak perlu mengantri menggunakan toilet jadi aku bebas bolak balik ke sana. Aku merasa lebih baik setelah aku muntah, padahal saat hari pertama mens aku sama sekali tidak nafsu makan. Jadi kadang hanya muntah asam saja. Ajaibnya memang aku merasa lebih baik setelah muntah. Pernah beberapa kali kucoba memaksakan muntah saat perutku benar-benar sakit, kupaksakan muntah walau tidak mual, rasanya menyakitkan sekali tapi nyeri haidku membaik setelahnya. Di sisi lain aku mengkhawatirkan kerongkonganku. Dengan kondisi seperti ini, aku tidak sanggup berangkat kerja dan bekerja. Tentu saja disepelekan, aku sudah bilang di atas. Selain disepelekan juga dibandingkan dengan wanita lain yang tidak mengalami nyeri haid. Please deh, walau sama-sama wanita tapi kan nyeri haid tiap orang tidak sama. 

Sumber: depositphotos

Sumber: depositphotos

Solusi nyeri haid dari mereka adalah minum obat. Tentu sudah kulakukan. Lalu pergi ke dokter, ini juga sudah ku lakukan. Aku sampai khusus memeriksa denyut jantungku karena rasanya benar-benar berdebar sangat kencang, badanku sampai panas tinggi, guess what dokter bilang apa? Itu gejala PMS. Aku ga percaya, ku pikir aku sakit yang lebih serius, tapi beberapa hari kemudian ternyata benar aku menstruasi. Untuk periode selanjutnya juga seperti itu. Tapi baru-baru ini aku sudah tidak berdebar sekencang saat itu, suhu badanku juga tidak sepanas dulu. Dokter bilang bahwa gejala PMS memang bisa berubah-ubah. Saran dari dokter juga memang menyuruhku istirahat. 


Tapi rekan kerja tentu saja tidak membenarkan itu. Pasti ada obatnya supaya tidak sakit. Sayangnya obat-obatan itu tidak mempan terhadapku. Menurutku ini sama seperti ibu hamil di awal kehamilan yang mendapatkan berbagai gejala tidak enak badan, oleh dokter diberi solusi untuk istirahat. Please jangan dibanding-bandingkan dengan wanita lain yang tidak mengalami sakitnya. Karena wanita tidak bisa memilih apakah haidnya akan nyeri atau tidak, hamilnya akan banyak keluhan atau tidak. Tentu saja kami tidak ingin merasa sakit jika bisa memilih. Pernah ku baca kalori yang terbakar selama haid setara berlari keliling lapangan beberapa putaran, jika bisa memilih tentu saja aku memilih berlari memutari lapangan daripada merasakan nyeri haid. 


Yang menyepelakan nyeri haid kadang muncul dari kalangan sesama wanita. Good for you tidak merasakan sakitnya datang bulan, dan tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Tapi memang kalau tidak mengalami sendiri tidak akan pernah tahu. Sama sepertiku ketika melihat temanku sampai izin pulang sekolah karena nyeri haid. Saat itu aku tidak tahu seberapa menyakitkannya karena aku masih bisa menahan sakitnya,  padahal ku lihat juga temanku itu sudah minum bodrex tapi nyerinya masih terasa. 


Untuk sekarang, aku hanya ingin libur ketika awal menstruasi. Karena memang rasa sakitnya perlahan berkurang. Kalau tetap bekerja tidak efektif karena aku perlu bolak balik ke toilet, kesulitan berdiri, duduk pun tidak nyaman, jadi aku hanya bisa berjongkok ala kodok seperti salah satu gerakan yoga untuk mengurangi nyeri haid, belum lagi ketika awal mens aku tidak kuat dingin sementara di tempat kerja ber-ac. Memegang pena saja terasa berat. Sungguh tidak efektif karena moodku hancur. Ingin aku skip hari pertama mens tuh. Tapi tidak bisa. 


Yang kurasakan semakin bertambah umur keluhanku akan gejala mens semakin banyak. Tapi tuntutan semakin tinggi, kalau sakit minum obat dong, ke dokter dong, itu semua udah dicoba keleusss! Susah banget sih ngeliat orang libur. Ini minta libur juga karena sakit tau. Libur karena nyeri haid tuh ga bisa tidur juga saking nyerinya. 


Cuti haid itu beneran nyata atau cuma mitos sih? 

Semoga nyata ya! 


Lagi nyeri haid juga sempet-sempetnya dikasih saran untuk menikah. Haduh. Temenku udah nikah tetep aja nyeri haidnya. Aku bilang gini ke orang yang ngasih saran, terus orang itu bilang kalo udah punya anak nanti ga nyeri haid lagi. Tapi temenku udah berkali-kali punya anak kalau mens tetap nyeri. Ga nyeri haid setelah dia ikut KB suntik jadi dia tiap bulannya ga nyeri haid karena memang ga datang bulan. Ya bener kalo gini setelah nikah dan punya anak ga nyeri haid lagi, karena suntik KB. Tetanggaku 10 tahun ikut KB suntik terus gatau kenapa pengen berhenti KB dan pas datang bulan rasanya sakit banget sampe ga bisa bangun dari tempat tidur, dia punya anak cewek yang kalo mens juga sesakit itu, bener ya nyeri haid itu menurun. Akhirnya si ibu ngaku. Terus ikut suntik KB lagi, karena ga kuat dengan sakitnya dan dia punya banyak kerjaan yang  ga bisa libur gitu. Apa aku harus mengikuti jejaknya? Tapi aku belum menikah. Kalau pun harus, sebaiknya aku konsultasi ke dokter. 


Tapi hey, untuk sekarang aku hanya butuh istirahat, libur sehari, apakah aku harus bela-belain pakai KB? 

Kalian siapa memangnya? Ga rela banget ngeliat aku libur sehari. Aku juga ga mengalihkan kerjaanku ke kalian. 


Jadi sekarang kalau mens aku udah ga minum obat-obatan. Aku pakenya bantalan pemanas gitu. Aku pake yang merek iFree Pad terapi hangat nyeri haid. Tadinya aku pake minyak angin, tapi aneh ga berasa panas minyak angin ke perutku. Padahal tanganku udah kepanasan karena dipake meratakan minyak angin di perut. Minum obat malah ga berasa apa-apa. Jadi pas pake iFree wah lumayan juga karena aku merasakan kehangatannya. Tetap nyeri sih tapi lumayanlah bikin nyaman.

No comments:

Post a Comment