Ads

Thursday 8 May 2014

Perjalanan Singkat

Pagi ini, kunikmati hari dengan sinar mentari yang tak terlalu menyengat ditemani oleh segelas air putih. Sayup-sayup ku dengar sebuah lagu yang tak asing lagi bagiku, lagu-lagu dari sebuah band asal bandung, peterpan, album taman langit. Mengingat lagu-lagu peterpan di album itu, ingatkanku melayang ke suatu waktu saat aku masih SD. Seingatku tahun 2004, ya ketika aku masih kelas 4 kalau tidak salah. Kemanapun aku pergi, lagu-lagu itu selalu terdengar, bahkan teman-temanku banyak yang menyanyikannya. Apalagi saat pulang sekolah, saat matahari akan tenggelam, kami, anak-anak SD yang kelelahan setelah setengah hari belajar di sekolah, menikmati perjalanan pulang sekolah sambil menyanyi, ya menyanyikan lagu itu. sampai tak terasa, perjalanan kami akan berakhir, rumah kami berbeda gang, kami berpisah disetiap gang dalam perjalanan pulang.
Saat pulang sekolah adalah saat-saat yang menyenangkan bagiku, karna aku tak akan berjalan sendirian menuju ke rumahku. Beda dengan saat akan berangkat sekolah, dari rumah aku berjalan sendirian menuju sekolah, di bawah teriknya matahari siang, tapi dulu, siang hari Jakarta tak sepanas sekarang.

Aku tak masalah meski harus berjalan sendirian, aku menikmati perjalananku. Memperhatikan setiap bangunan yang kulewati hingga tak terasa aku sudah sampai di sekolah. Perjalanan menuju ke sekolah menyenangkan.
Keluar dari gang rumahku, belok kiri melewati sebuah rumah makan yang menurut ruangannya bersih sekali, kalau tidak salah ingat pemiliknya perempuan Jawa yang mempunyai rambut panjang yang selalu dikuncir. Di samping rumah makan ini ada sebuah tempat foto-copy, tempat fotocopy yang tak selengkap toko-toko fotocopy sekarang. Disamping tempat fotocopy ini ada sebuah warkop –warung kopi- dulu aku suka membeli bubur kacang hijaunya, rasanya enak dan di samping warkop ini ada sebuah rumah yang menurutku sudah tua, rumah ini menurutku misterius lengkap dengan sebuah pohon bunga kenaga yang selalu menebarkan wanginya, membuatku selalu penasaran. Diujung rumah ini ada sebuah tempat –warung- yang menjual rokok, permen, ciki, juga minuman dingin, kalian tau kan warung yg kumaksud bentuknya seperti apa? Itu loh warung yang keliatan terbuat dari lembaran besi tipis –seperti seng tapi tidak bergelombang- dicat berwarna biru, selain bisa memuat barang dagangan, biasanya bisa memuat pemiliknya juga. Tau kan?
Untuk melanjutkan perjalanan, aku harus menyebrang. Menyebrang adalah hal tersulit bagiku. Karena jalanan di Jakarta tak pernah sepi. Aku ingat, beberapa kali aku disebrangkan oleh orang-orang yang biasanya ada disekitar situ, mungkin mereka menyebrangkan aku karna aku terlalu lama menunggu untuk menyebrang. Terima kasih kepada orang – orang yang telah menyebrangkan aku dengan selamat.

Setelah menyebrang, aku melewati sebuah rumah berpagar dengan halaman yang cukup luas yang di depan pagarnya ada bunga kacapiring –kalo teman-temanku menyebutnya bunga melati, padahal ini bukan melati- diujung rumah ini juga ada warung, warung yang sama seperti diseberang jalan tadi. Disamping warung ini ada pangkalan ojek dan disampingnya lagi ada warung makan baso, basonya enak tapi harganya mahal menurutku. Di sebelah tukang baso ini ada sebuah rumah makan, makanan yang dijual di rumah makan ini rasanya enak banget. Aku suka sop kambingnya, sate kambingnya tapi aku paling suka dengan sate kambingnya. Rumah makan ini cukup luas dan selalu ramai, yang aku sesalkan adalah aku tidak pernah makan disana. Biasanya aku membeli makanan disini dan dibungkus untuk dibawa pulang. Ada sebuah gang yang memisahkan antara rumah makan ini dengan warung disebelahnya. Warung yang cukup lengkap, selengkap minimart-minimart lainnya dizaman sekarang, yang punya warung ini adalah keluarga teman ngajiku. Disamping warung itu ada sebuah rumah berpagar dengan dua tingkat yang mempunyai halaman yang cukup luas tapi entah mengapa aku tak tertarik dengan rumah ini. Disamping rumah ini ada gang, lalu disampingnya ada sebuah warung, warung yang aku tak harus bilang apa tentang warung ini, tapi dulu aku membeli boneka Barbie pertamaku di warung ini, harganya Rp9.000-an kalau tidak salah, memang Barbie palsu tapi tak masalah bagiku. 

Disamping warung ini ada rumah teman SD ku, aku sering bertemu dengan ibunya saat aku berangkat sekolah. Disamping rumah temanku ada sebuah rumah berpagar yang mempunyai halaman yang cukup luas dengan sebuah pohon mangga, terlihat begitu asri. Disamping rumah ini ada sebuah gang, aku bisa saja menuju sekolah ku dengan melewti gang ini tapi tak suka masuk gang, banyak ayam, oia gang ini adalah sambungan dari gang dekat tempat rumah makan yang menjual sate kambing itu. jadi gang ini tidak kulewati, disamping gang ini ada yang menjual mie ayam, disampingnya ada sebuah rumah berpagar hijau tua, mempunyai halaman yang cukup luas. Disamping rumah ini, ada tanah kosong yang cukup luas yang dipenuhi pohon kecapi. Lalu setelah itu ada bengkel motor kecil namun selalu ramai, disamping ini masih kosong, tak ada rumah, masih ada pepohonan dan agak jauh dari jalan raya ada sebuah rumah yang menurutku cukup tua namun begitu menarik, sebuah rumah yang selalu aku ingin gambar, sebuah rumah yang terlihat gelap karna tertutup rimbunnya pepohonan. Rumah yang istimewa. Aku lupa dulu ada apa saja didekat rumah ini. Yang kuingat sebelum aku melewati sebuah gang, ada sebuah rumah berpagar, aku tak tahu seperti apa dalamnya. Lalu ada bengkel mobil disamping gang tadi, disebelah bengkel mobil ada sebuah rumah berpagar, mempunyai halaman yang cukup luas namun gersang menurutku karna tak ada pohon. Lalu ada gang lagi dan disamping gang ini ada sebuah rumah, lalu disampingnya lagi ada sebuah bangunan tertutup pagar, kanan kiri ditembok dan berpagar sangat tinggi, entah apa isinya. 

Disamping bangunan aneh itu ada sebuah rumah berpagar yang mempunyai halaman cukup luas, di deapn rumah ini ada sebuah pohon kamboja yang menebarkan wanginya untuk siapasaja yang melewatinya. Disamping rumah ini ada sebuah rumah lagi, berpagarm halamannya cukup luas, dengan pepohonan di depan pagarnya yang membuat rumah ini terliahat sejuk, sayang aku tak bisa bersantai melewati rumah ini , karena rumah ini mempunyai anjing yang membuatku takut, walaupun anjing itu ada di dalam, dan dikurung tapi aku tetap saja takut. Disamping rumah ini ada gang lagi, gang sambungan dari yang rumah sebelah bengkel mobil itu. lalu ada sebuah ryamh tanpa pagar tapi lumayan terlihat sejuk karna ada pohon didepannya, setelah rumah ini ada rumah lagi, rumah yang unik menurutku. Aku selalu penasaran dengan rumah ini, karena rumah ini terlihat makin menurun ke belakang. Disamping rumah –rumah ini ada sekolahku. Sebelum sampai sekolahku aku melewati pangkalan ojek lalu penjual-penjual yang menjual jajanan. Dan sampailah aku di sekolahku. Oia yang kuceritakan baru sebelah kiri saja, sebelah kanannya nanti saat aku pulang sekolah.

19/12/2013 09:00


No comments:

Post a Comment