Ads

Sunday, 27 April 2014

Ketika Lulus Tiba

Lulus? coret-coretan? gue ga pernah ngelakuin hal itu. Kenapa? Pertama, karena gue sayang sama baju gue dan yang kedua adalah karena tulisan temen-temen gue tuh ga rapi kalo nyoret-nyoret pake pilok, orang pake pulpen aja masih pada ga rapi. Selain itu juga karna ga dapet izin keluarga. Ya elah ada gitu yang masih mau nurutin hal ini? Gue bukan tipe yang nurut-nurut amat tapi ya tetep aja akhirnya gue ga ngikut coret-coretan dan karna ga ikut coret-coretan jadi disangkanya gue nurutin permintaan keluarga gue. ckck. 

Ngerayain kelulusan, hmm... gue ikut ngerayain kelulusan cuma waktu gue lulus SD itu pun cuma dengan acara siram-siraman. Iya siram-siraman pake air kran di rumah temen gue. Jadi pulang ke rumah dengan baju basah. Diliatin pula sama orang-orang, karena di siang hari yang cerah gue dan temen-temen gue malah pada basah kuyup. Sungguh sesuatu ya.

Lulus SMP, biasa aja, orang gue udah dikasih tau duluan kalo gue lulus. Ceritanya gini, pada malam sebelum hari kelulusan, ada seseorang yang menelepon gue dengan nomer rumah, yang ternyata itu nomer telepon sekolah dan dia bilang gue lulus, ga cuma gue doang sih tapi seangkatan lulus semua. Jadi pas pengumuman kelulusan gue biasa-biasa aja. Lagian kan pengumumannya online, yang bikin penasaran ya cuma jumlah nilainya aja. 

Lulus SMK, gue sama sekali ga kepikiran buat coret-coretan. Ga tau deh apa yang gue pikirin waktu itu. Lagian waktu pengumuman kelulusan kan disuruh pake baju adat jadi masa iya gue nyoret baju adat yang gue sewa. Bisa-bisa gue malah kena denda yang lebih gede dari harga pilok. Sebenernya bisa aja sih gue bawa baju ganti dan seragam. Tapi coret-coret gitu kan spontanitas masa iya gue perlu ngelakuin hal-hal seribet itu. Kelamaan banget kan?

tiga tahun sekolah kelas singkat


Kalo ditanya nyesel apa engga karna ga pernah ikut coret-coretan, gue akan jawab ga nyesel. Karna setelah pengumuman kelulusan gue sama temen-temen gue cuma maen ke rumah temen gue dan tidur-tiduran di kasurnya terus makan baso. Udah cuma itu, gue gatau sih apa yang ada dipikiran temen-temen gue saat kita ngumpul-ngumpul setelah pengumuman kelulusan itu tapi kalo gue, gue nyoba menikmati keadaan itu, keadaan yang nantinya pasti bakal susah bisa kaya gini lagi. 

Temen-temen... kita masih bakal bisa ngumpul lagi kan?

Thursday, 24 April 2014

Pedofil

Pedofil? hah! Gue emang dendam banget sama orang ini. Hukum mati? enggalah, enak banget! Abis ngelakuin kejahatan tanpa hukuman yang menyakitkan dan langsung dihukum mati? Gue pengen orang itu ga mati sebelum dia ngerasain gimana hancurnya kehidupan korban mereka. Gue pengen orang itu kecelakaan, parah banget, tapi orang itu ga langsung mati, sekarat dulu dengan waktu yang lama. Nunggu mereka dihukum di neraka? Iya kalo nereka beneran ada, kalo engga? Gue pengen orang itu ngerasain betapa sakit dan hancurnya para korban itu. Ya, kayanya kecelakaan parah dengan luka yang sangat parah dan beberapa anggota tubuh yang hilang tapi masih engga mati, sekarat, engga sembuh tapi masih hidup, itu lumayan juga.
Pernah ngerasain gimana rasanya sebuah rencana hancur begitu saja?

Gue, udah bela-belain kaga jajan, sampe nunggu buat nunda beli buku dan alat tulis (karna masih bisa minjem) supaya ikut acara bareng temen-temen gue. Eh hari Sabtu ada dosen yang minta kelas. Huaaah...

Sebenernya gue heran dengan para dosen yang kayanya seenaknya aja ga masuk padahal para mahasiswanya udah bela-belain dateng. Dan saat akan ujian, mereka dengan gampangnya minta kelas tambahan. Oh ok gue tau, mahasiswa juga perlu absen tapi bukannya absen itu sesuai dengan pertemuan dengan dosennya. Kalo dosennya cuma masuk dua kali padahal seharusnya sudah 6 kali dan dua kali itu kita selalu hadir berarti itu kita mahasiswa ga diitung ga ikut selama empat pertemuan kan. 

Gue makin bete.. bete.. banget!
Kemana aja mereka kemaren-kemaren? huh. Enak banget ngatur jadwal sesukanya.

Monday, 21 April 2014

Lagu Lama

aku punya anak ayam bulunya belang, paruh kuning, jengger merahngadu pasti menangsiapa berani lawan aku, lawan ayamku

Ada yang inget sama lirik lagu itu? gue inget banget, keingetan mulu, sampe susah gue lupain padahal waktu kecil ga pernah denger lagu ini. Ini semua gara-gara odong-odong yang tiap sore lewat rumah gue. 

Emang sih odong-odong itu sendiri udah lama ada, malah waktu gue masih sekolah, ada aja tukang odong-odong yang berenti deket sekolah gue yang notabene adalah SMK, siapa coba anak SMK yang mau naek odong-odong haha Eh tapi di samping sekolah gue emang ada SD sih hehe.

Karena akhir - akhir ini gue ga update sama lagu-lagu terbaru jadi otomatis ini lagu selalu terngiang - ngiang dalam benak gue. Sampe waktu itu gue diajak karokean dan gue sampe keingetan terus lagu ini tapi kan ga mungkin gue request lagu ini. 

Saturday, 19 April 2014

Metromini

Orang Jakarta mana yang tak kenal kendaraan ini? Kendaraan beroda empat dengan warna khas oranye biru serta seorang knek yang bergelantungan dipintu sambil berteriak-teriak dengan berlembar-lembar uang receh di tangannya.



Untuk bisa menaiki metromini, kita harus memperkuat mental. Karna apa? Karna sebenarnya hanya orang-orang beranilah yang menaiki kendaraan ini. Banyakan, berada di dalam sebuah kalengan yang tipis dan karatan dengan bangku plastik yang keras tapi kendaraan ini melaju dengan sangat cepat. Kadang, agak ngeri bila melihat ke bawah, karena alasnya sudah mulai bolong-bolong, besi pada bangkunya sudah berkarat, jendelanya kadang tidak bisa di buka dan kalau jendelanya sudah di buka, maka akan sulit untuk menutupnya, belum lagi kalau hujan, air hujan akan ikut menetes ke dalam metromini. Metromini juga kadang tidak berperikemanusiaan, entahlah, manusia yang menaiki metromini ini dianggap manusia atau bukan. Saat semua bangku sudah terisi, sang knek masih teriak mengatakan kalau masih ada bangku kosong, sampai metromini benar-benar penuh, tidak ada tempat duduk yang tersisa serta penumpang yang berdiripun sudah padat, metromini masih akan mengangkut penumpang, sampai penumpang benar-benar terlalu penuh sampai harus ada penumpang yang bergelantungan di pintu barulah sang knek berhenti mengatakan bahwa metromininya kosong. Kelebihan penumpang, jelas. Tapi yang jelas lebih menakutkan adalah saat melihat si sopir, bukan, bukan sopirnya tapi setirnya, Kadang tidak percaya bahwa dengan alat yang sudah tidak layak itu tapi masih digunakan dengan berpuluh-puluh nyawa yang ada di dalam metromini ini.



Di dalam metromini ini tersaji live music, mini market dan mini bar. Kita bisa mendengarkan berbagai macam lagu saat menaiki metromini, khusus di bulan ramadhan, lagu yang paling sering muncul adalah lagu-lagu rohani. Di metromini juga kita tidak perlu ke minimarket karna penjualnya langsung mendatangi penumpang, berbagai macam barang ditawarkan, mulai dari jepitan, gunting kuku hingga handuk dan pisau dapur. Bila kita lapar dan haus pun, penjual makanan dan minuman akan memasuki metromini, makanan yang ditawarkan biasanya makanan-makanan ringan. Saat menaiki metromini ini juga kadang, tapi sekarang sudah mulai sering, yaitu adanya live drama, mulai dari berpuisi saja kadang disertai dengan menyilet tangan mereka sendiri. Kadang, kami, penumpang heran dengan kata-kata para penyilet tangan itu, mereka bilang daripada melakukan hal-hal kriminal semacam mencuri lebih baik mereka to the point minta uang. Sebenarnya ini lebih mirip dengan ancaman. Saya sendiri lebih menghargai pengamen daripada orang-orang yang melakukan live drama ini karna walaupun tidak semua pengamen menyajikan lagu-lagu yang enak di dengar setidaknya mereka tidak mengancam. Adanya para pemain live drama ini, membuat penumpang harus sedikit memilih metromini yang akan dinaikinya, lebih dianjurkan untuk memilih metromini yang cenderung ramai. Karna bila memilih metromini yang sepi, kita memang bakal enak karna bisa duduk dan tidak merasa sumpek, tapi para pemain live drama itu jadi semakin berani apalagi bila penumpangnya adalah perempuan. Bila saat melakukan aksinya mereka hanya duduk di depan metromini, kadang sambil berdiri juga dan menyilet tangannya, nah bila masih ada bangku kosong, mereka tak segan-segan duduk dibangku itu, menyilet tangannya dan meminta penumpang untuk memberinya uang, dan setelah diberi uang pun kadang mereka protes bila mendapat mendapat uang receh misalkan mendapat gopek, mereka akan mendumel, baiklah kalau mendumel dan kemuadian pergi itu tidak masalah, yang jadi masalah adalah saat mereka mendumel dan masih mengasongkan tangannya ke penumpang. Bila posisi penumpang ada di dekat jendela samping pintu, mereka tidak segan-segan memukul kaca jendela itu dari luar karna mungkin kesal tidak diberi uang. 



Selain para pemain live music, drama, minibar dan mini market, pencopet pun seringkali muncul dalam metromini. Berhati-hatilah bila ada seseorang yang terlalu sering memepetmu padahal berada dalam keadaan yang tidak perlu berpepetan. Hati-hati juga bahwa sudah banyak orang yang jiwanya terganggu macam eksibisionis yang ikut menaiki metromini.

Friday, 18 April 2014

Bis Tingkat City Tour Jakarta

bus tingkat bis tingkat Jakarta Indonesia
Bis tingkat City Tour Jakarta


Hari ini menyenangkan sekali. Akhirnya, setelah berminggu-minggu, rencana untuk naik bis tingkat City Tour terlaksanakan juga. Kami naik Busway koridor 1 dan turun halte Sarinah. Sebelumnya, kami berencana untuk naik bis tingkat dari halte Istiqlal, untunglah kami tidak jadi naik dari halte sana, karna di halte Istiqlal sangat banyak penumpang berbeda dengan halte Sarinah yang terlihat sepi, setidaknya tidak seramai halte BI, Monas 1, Monas 2.  Tidak sampai setengah jam kami menunggu, bis tingkat akhirnya datang. Harus diakui bahwa untuk bisa naik bis tingkat ini perlu tenaga ekstra. Mungkin karna belum berlakunya tiket, tapi sebaiknya kalau sudah pakai tiket tetap harus memakai nomor antri. Toh Transjakarta yang sudah memakai tiket, tetap saja antrian hanya terjadi saat membeli tiket, setelah membeli tiket, penumpang berjubelan ingin naik duluan. Kadang malu juga sama gambar bebek yang ada di shelter busway, "bebek aja ngantri..."

Beruntung kami, bisa mendapatkan tempat duduk dilantai atas. Suasana di dalam bis tingkat ini masih serba bagus, AC berfungsi dengan baik, bersih, pokoknya nyaman. Untuk kursinya sama seperti kursi di Transjakarta. Karna kami naik dari halte Sarinah, maka kami pun turun di halte Sarinah lagi. Tidak semua bis berhenti disetiap halte, seperti bis yang kami naiki ini, hanya berhenti dibeberapa halte. Untuk itu, sebaiknya sebelum naik cari tau dulu informasinya. Informasi bisa didapat di twitter Mpok Siti, sebutan untuk bis tingkat City Tour Jakarta ini di @CityTourJakarta. Sayang cuaca hari ini tak begitu bagus, sehingga setelah naik bis tingkat kami langsung pulang. Padahal kami masih ingin mengunjungi penjuru Jakarta yang lain (dan tentunya yang gratis hihi). Oia, bis ini masih gratis sampai dengan bulan Mei. Dan sebaiknya naik bis tingkat ini di hari biasa saja, agar tak berdesak-desakan saat naik ke dalam bis.

halte Sarinah
Kalo mau naek bis tingkat harus di halte bertanda khusus



Tuesday, 15 April 2014

Penghitungan Pendapatan Nasional

Pengertian pendapatan  nasional, yaitu :
Hasil bersih dari semua kegiatan produksi (barang dan jasa) yang dilakukan oleh semua produsen dalam suatu negara dari berbagai sektor ekonomi.

·         PDB
·         PNB
·         PDN
·         PNN
·         PN
·         PN
·         P/K
·         P/K
·         P/JK
·         P/JK
·         HHWL
·         HHWL


Secara analisis, Produk Domestik Bruto merupakan :
1. Produk DN atas harga produsen – pemakaian BB + BP atas harga pembelian = PDB atas harga pasar = Jumlah Nilai Tambah Bruto dari semua sektor perekonomian = Penyusutan barang modal + (PTL + Subsidi) + Sewa + Upah + Bunga + Laba.
2. PDB harga pasar = Prnggunaan PDB harga pasar = C + I + G + (X – M) 
3. (PDB harga pasar – WNA) + Pendapatan netto LN dari FP = PNB atas harga pasar.
4. PNB – Penyusutan Barang Modal = PPN
5. PNN – (PTL + Subsidi) = PN
6. PN : Jumlah Penduduk = P/K

*PDB : Product Domestic Brutto
*PNB : Product National Bruto
*PDN : Product Domestic Netto
*PNN : Product National Netto
Domestik : keseluruhan hasil produksi (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh masyarakat suatu negara baik yang berstatus WNA maupun WN asli.
Nasional : keseluruhan hasil produksi (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh masyarakat asli yang ada di dalam negeri maupun di luar negri.

Impor : pembelian produk luar negri ke dalam negeri
Eksport : penjualan produk dalam negeri ke luar negeri.

BoP (balance of payment)
+ surplus : cadangan devisa naik, pembayaran dari luar negeri ke dalam negeri naik.
– defisit : devisa berkurang
Lebih baik surplus atau defisit?
+ investasi bertambah, kemampuan masyarakat meningkat, produktivitas meningkat, pendapatan meningkat, harga naik dan akhirnya inflasi.
– investasi berkurang, produktivitas menurun, PHK meningkat dan akhirnya banyak pengangguran.

(masih berlanjut)

Memberi Password Pada File .rar

Untuk menghemat suatu file atau folder yang akan dikirim, kita bisa mengompresnya menjadi lebih kecil dengan cara mengubah ke .rar. Setelah dikompres, terkadang, kita ragu saat ingin mengirim suatu file, apalagi file yang penting yang bersifat rahasia yang akan dikirim melalui email ataupun dengan menguploadnya. Untuk mengantisipasinya maka file dapat diberi password. Nah bagaimana cara memberi password pada file .rar ?

1. Klik kanan pada file yang akan dikompres



2. Pilih Add to archive...
3. Setelah itu akan muncul Archive name and parameters



4. Pilih Advance, lalu klik compression



5. Pada General compression pilih kolom dictionary size, misalkan 128



6. Klik OK
7. Lalu klik Set password



8. Akan muncul Archiving with password, isi password itu dua kali.

9. Centang Encrypt file names



10. Klik OK, lalu Klik OK lagi.
11. Tunggu sebentar dan selesai.


Kalau filenya dibuka jadi seperti dibawah



Lihat juga : Cara Mengirim Folder Melalui E-mail


Mengirim Folder Melalui E-mail

Mengirim folder melalui email bisa dilakukan dengan mengkompres folder tersebut sehingga menjadi ".rar".
Cara mengubah folder menjadi .rar adalah

1. Klik kanan



2. Pilih Add to "(nama folder yang mau dikompres) .rar" misalnya : nama folder yang akan dikompres adalah "Tugas" maka pilih Add to "Tugas.rar"
3. Tunggu sebentar
4. Folder sudah berubah menjadi .rar
folder berubah menjadi .rar
Winrar sendiri berfungsi sebagai mengompres ukuran file menjadi lebih kecil. Karna ukuran file menjadi lebih kecil, otomatis akan menghemat penggunaan space hardisk. 
Lihat juga :  Cara Memberi Password pada File .rar

Friday, 11 April 2014

Tabungan

Tabungan

Tabungan adalah...
eh kok gue jadi bingung ya ngejelasinnya kaya gimana. Tabungan, tabung, apa kata tabungan itu berasal dari kata tabung? Tabung kan nama bentuk, bentuk yang seperti bambu itu, silinder. Jadi... 
Tabungan adalah simpanan. Uang tabungan artinya uang simpanan. Tabungan, menabung, penabung...
Baca : http://kbbi.web.id/tabung 

Menabung ga cuma bisa di bank aja, bisa di celengan, bawah bantal, bawah kasur, terserah deh. 

Gue sendiri, semenjak tau duit, jadi punya kebiasaan buat menyisihkan uang yang gue punya, maksudnya gini, kalo hari ini gue dikasih uang Rp500, maka yang boleh gue jajanin cuma Rp250, paling mentok Rp300 deh. Kenapa ga langsung di abisin aja? Karna kemungkinan nanti atau besok gue ga dapet uang jajan lagi. Dan lagi pula, ngumpulin duit itu kegiatan yang seru. 
Seiring dengan bertambahnya umur, gue pun tau kalo fungsi uang tuh bukan cuma buat beli jajanan yang bisa dimakan, bisa buat beli buku, pensil, rautan... eh jadi dulu, gue gatau caranya beli benda-benda selain makanan? Bukan gatau cara belinya sih, tapi dulu gue mikirnya benda-benda itu ga harus dibeli dengan uang jajan gue, uang jajan gue ya khusus buat beli jajanan. 

 

Waktu kelas 1, uang jajan gue itu Rp1000 perhari,  eh Rp1000 apa Rp500 ya? Dulu uang segini lumayan gede buat gue yang baru kelas 1, bisa buat beli Roti sama es teh, kalo uang jajan gue Rp1000 berarti, gue nyisihin gope. Tapi kayanya waktu kelas 1 uang jajan gue emang Rp1000 deh. Kelas 2, uang jajan gue kayanya masih Rp1000, tapi ada tambahan Rp500, soalnya tiap pagi, gue ngaji, jadi uang jajannya ada dua, buat sekolah dan buat ngaji. Kelas 3, uang jajan gue jadi Rp2000, dan uang jajan ngaji gue Rp500. Kalo di sekolah gue masih sering jajan tapi kalo di pengajian gue jarang jajan, jadi uangnya bisa terkumpul. Nah karna gue ga punya celengan, jadi uang jajan itu gue taro di sisi jendela, dibiarkan menumpuk disitu. Tapi yang gue heran, kenapa uang jajan gue yang gopean itu ga nambah tinggi-tinggi ya, padahal gue ga pernah jajan kalo di pengajian dan setelah pulang, uangnya langsung gue taro disitu, kok uangnya segitu aja ya? Usut punya usut ternyata uang yang ditaro di jendela itu disangka engga ada pemiliknya sama ibu gue, jadi tiap ngasih uang jajan ngaji, ibu gue ngambil dari situ, jadi, ya wajar banget uang yang ada di sisi jendela itu ga nambah-nambah.

Lanjut kelas 4, kelas 4 ini uang jajan gue jadi Rp4000, karna waktu gue di sekolah lebih lama. Waktu kelas 4 gue sering bawa bekel jadi uang yang bisa gue sisihkan jadi lebih banyak. Tapi selain itu ada banyak keperluan yang harus gue beli, buat beli pensil, pulpen, tipe-x, penghapus, penggaris dan atk lainnya. Kalo di kelas-kelas sebelumnya gue cuma perlu pensil dan penghapus serta penggaris maka dikelas 4 ini nambah pulpen dan tipe-x.
Kelas 5 uang jajan gue kadang Rp4000 kadang Rp5000, ga nentu tapi kisarannya sih segitu. Waktu kelas 6 uang jajan gue resmi Rp5000. Jujur, gue ngerasa uang jajan gue ini terlalu banyak buat gue. Karna gue mikirnya uang jajan ini kegedean, jadi mulai saat itu, gue berjanji, berjanji kepada diri sendiri kalo untuk urusan sekolah misalkan keperluan sekolah seperti alat tulis, atau LKS yang boleh dibeli satu persatu, biar gue yang beli sendiri. Untuk alat tulis, emang iya gue beli sendiri tapi untuk LKS kadang masih minta beliin.

Kelas 7, uang jajan gue meningkat jadi sekitar Rp7000. Ini wow banget, secara jarak SMP gue itu lebih deket dibanding jarak ke SD gue tapi uang jajannya malah lebih gede. Karna lagi-lagi, uang jajannya kegedean (buat gue) jadi uang jajan itu sering nyisa, awalnya emang sering nyisa lebih dari setengahnya, toh gue beli alat tuliskan ga setiap hari. Tapi ini ga berlangsung lama, uang jajan yang tersisa cuma jadi sekitar Rp2000-an aja, karna saat itu porsi makan gue jadi lebih banyak. Kelas 8 dan kelas 9, uang jajan gue jadi Rp10.000. Whuaaa ini gede banget. Walaupun keperluan sekolah gue makin banyak tapi masih bakal tetep nyisa apalagi saat itu (kelas 8), gue yang (kata orang) kurus ini terobsesi pengen punya badan yang (lebih) kurus (lagi). Aneh ya, entah kenapa saat itu gue ngeliat orang-orang yang badannya kurus itu keren. Jadi jelas dong, pada saat itu porsi gue buat jajan jadi berkurang, kadang di sekolah gue ke kantin buat beli air mineral aja, itu pun yang ukuran gelas. Gue jarang beli makanan. Kelas 9, gue mulai jajan normal lagi tuh, udah ga terobsesi buat (lebih) kurus lagi, karna gara-gara obsesi gue itu, gue sampe harus ke dokter, gue kena tipes (tipus, demam tifoid, apasih nama resminya?) untung masih dibolehkan buat dirawat di rumah. Emang sih saat itu, antara kegiatan dan asupan makanan gue ga seimbang. Jadi sakit deh. Walaupun porsi jajan gue kembali normal tapi uang jajan gue masih bisa gue sisihkan. Di kelas 9 ini, gue mulai tertarik buat nabung di Bank, tapi gue masih bingung mau nabung di bank mana. Jadi, ga jadi nabung deh.


    

Kelas 10 sampe kelas 12, uang jajan gue jadi Rp20.000. WOW !! Naik dua kali lipat, gue sampe heran. Iya sih sekarang kalo ke sekolah gue perlu naik angkot tapi dengan uang jajan segini, ini kegedean banget. Sebenernya Rp10000 aja cukup buat gue. Tapi yaa namanya rejeki masa ditolak. Karna emang udah kebiasaan buat beli keperluan sekolah dan keperluan pribadi sendiri, jelas dong, uang segitu banyak bakal lebih bermanfaat buat gue. Jumlah pulsa yang gue beli bisa lebih banyak karna emang penggunaan pulsa gue pun meningkat, dan untuk beli buku pun gue udah sanggup beli sendiri. Tapi ga semua buku sanggup gue beli, seengganya saat minta duit, jadi yg gue minta cuma setengahnya. Sewaktu kelas 10 sampe 12, gue mulai mengelompokan uang-uang gue, ada uang yang masuk ke kelompok uang simpanan mingguan, ada juga yang bulanan, kelompok uang untuk membeli keperluan sekolah,  kelompok uang untuk membeli keperluan pribadi, kelompok uang yang gue taro di dompet, kelompok uang buat kejadian tak terduga, kalo kelompok uang buat jajan itu adalah sisa dari pengelompokan uang-uang itu. Tapi kadang kalo gue lagi males, uang jajannya gue pake jajan dulu baru kalo ada sisanya gue bagi ke kelompok - kelompok uang itu. Tapi ini ga selalu bikin uang gue berhasil terkumpul karna apa, karna kadang ada kejadian tak terduga yang ternyata membutuhkan uang yang lebih banyak dari jumlah yang ada di kelompok uang untuk kejadian tak terduga. Jadi kalo udah kaya gini, uang mingguan, bulanan, uang utk keperluan sekolah dan pribadi bakal ke pake semua. Dan jadi Rp0 deh. Tapi, ada satu lagi yang jarang gue gunain, uang celengan, gue punya dua buah celengan kecil berbentuk kudanil berwarna hijau, celengan ini cuma gue pake buat masukin duit koin dan saat gue punya uang koin aja. Saat semua uang gue habis, celengan itulah yang lumayan bisa membantu. Ga nyangka ya, walau cuma uang koin dan nyelenginnya ga teratur tapi jumlah yang terkumpul lumayan juga.


Sekarang, gue udah melewati 12 kelas itu dan uang jajanan gue sekarang jadi setengahnya dari uang jajan gue selama 3 tahun terakhir. Ini rada sulit karna keperluan gue disaat ini semakin bertambah sementara uang yang gue punya jumlahnya ga sebanding. Mau ga mau, gue harus menyesuaikan kondisi keuangan gue, gue harus memangkas uang untuk beberapa kebutuhan. Kalo dulu, gue pake sampo yang berbeda dengan sampo yang dipake keluarga gue, sekarang gue ikutan pake sampo itu juga, untuk jajan, gue minimalisir seminimal mungkin, sebisa mungkin ga usah jajan deh, juga buat pulsa, jatahnya gue kurangin, dan untuk keperluan-keperluan lainnya gue minimalisir juga. Pokoknya gue harus bisa menyisihkan uang jajan gue. 

Oia uang jajan yang gue diterima itu uang jajan buat seharian, artinya sewaktu kelas 1 uang jajan gue Rp1000 itu untuk seharian, kalo di rumah mau jajan lagi ya berarti uangnya jangan diabisin di sekolah. Ini berlaku sampe saat ini. Gue juga ga dapet uang jajan kalo ga sekolah, jadi kalo mau jajan di saat libur ya harus punya duit sendiri. Sebenernya sih bisa tinggal minta aja, waktu SD juga kadang-kadang kalo lagi musim liburan gue suka minta jajan, tapi jarang. Karna apa? selain karna penjual makanan yang jarang lewat, dan lokasi warung yang lumayan jauh (sebenernya deket, guenya aja yang males jalan) jadi gue ga terbiasa jajan. Makanya gue cuma jajan kalo lagi di sekolah aja. Itu juga yang bikin gue ga terbiasa ngemil. Karna gue emang cuma bakal makan di saat waktunya aja. Sampe sekarang pun masih gitu, masih sulit buat ngemil, kadang ga enak juga kalo ada yang nawarin makanan bukan di jam makan, ga diterima nanti dibilangnya diet kalo diterima, guenya ga nafsu makan, tapi ya tetep gue makan juga sih.


Bersambung...

Thursday, 10 April 2014

Lima Tahun Lagi

Lima tahun lagi akan seperti apa ya kehidupanku, kehidupanmu, kehidupannya, kehidupan bangsa dan negara ini, kehidupan kita ??

Ada banyak harapanku di tahun-tahun mendatang, aku ingin saat itu, aku sudah mendapatkan pekerjaan, aku dapat membahagiakan orang-orang yang kusayangi, aku dan kehidupanku menjadi lebih baik lagi. Aku juga ingin disaat itu kehidupanmu menjadi lebih baik lagi, aku ingin disaat itu kondisi negaraku juga menjadi lebih baik. Macet, banjir, masalah sosial lainnya menjadi berhasil diperbaiki, kesejahteraan rakyat merata, tidak ada lagi daerah yang tak terjangkau listrik, semua warga negara dapat memperoleh pendidikan, tidak ada lagi cerita anak-anak yang kekurangan gizi, transportasi umum menjadi lebih baik dan lebih layak untuk digunakan dan warga negaranya bisa lebih memilih kendaraan umum dibanding kendaraan pribadi. Dan yang terpenting, setiap warga sudah mempunyai kesadaran. Kesadaran apa? Kesadaran bahwa dia tidak hidup sendirian di dunia ini dan sadar bahwa hidup bukan cuma untuk saat saja. Seseorang, berpikir bahwa tidak masalah dia membuang sebuah botol minum di jalanan, dia berpikir "kan cuma saya yang buang ini di jalanan, botolnya juga cuma satu" tapi kenyataannya di dunia ini ada banyak sekali orang. Bagaimana jika setiap orang berpikir seperti itu, tanpa disadari setiap orang yang berpikir bahwa cuma dirinya yang membuang sampah sembarang dan berpikir bahwa itu tidak akan memberikan efek signifikan. Juga kesadaran bahwa kehidupan tidak hanya berlangsung untuk saat ini, kehidupan akan terus berlanjut. Jangan sampai ada orang yang berpikir  bahwa hidup hanya untuk saat ini, jadi dia mengeksploitasi semuanya. Apa yang akan terjadi jika semua pohon ditebang? Padahal untuk bisa menjadi pohon itu perlu waktu yang lama. Mungkin dia berpikir bahwa kehidupan selanjutnya bukan urusan dia, jadi apapun yang bisa dihabiskan sekarang, ya habiskan saja. Ah sudahlah. Kadang manusia memang bisa menjadi makhluk yang paling kejam.

Wednesday, 9 April 2014

Nyoblos Dong

Hari ini tanggal 9 April 2014, gue nyoblos dong ! Kejadian ini udah gue tunggu - tunggu dari waktu gue SD. Dulu waktu SD, gue ikut-ikutan duduk di TPS cuma buat ngeliatin kegiatan di TPS, sampe penghitungan suara selese gue masih disana. Betah banget ya? Tapi kalo gue laper atau haus sih ya gue balik ke rumah. Di TPS emang banyak jajanan sih, gue jadi heran ini TPS apa pasar, jadi banyak yang jualan gini. Dulu, nyoblos itu kaya sesuatu yang spesial, semuanya jadi spesial, jadi rame, iyalah namanya juga pesta rakyat, ye kan?

Di tahun ini, gue dapet kesempatan buat nyoblos, tentunya ga bakal gue sia-siain dong. 
Walau agak bingung waktu datang ke TPS, setelah sebelumnya kebingungan karna belom dapet surat undangan buat ke TPS dan setelah dapet undangan dan tau nomor TPSnya tapi gatau lokasi TPSnya dimana, akhirnya gue bisa nyoblos juga.

Hmm... 5 tahun mendatang Indonesia akan seperti apa ya ?

Monday, 7 April 2014

Baca

Gimana caranya ngajarin anak-anak supaya bisa baca?
Ternyata ga gampang ya bikin mereka tertarik belajar membaca, kalo diajak belajar malah kabur, nyari alesan supaya ga jadi belajar. 


Hmm... gue sendiri sekarang udah bisa baca, tulis dan hitung alias calistung. Padahal dulu gue ga bisa, dan dulu juga kalo gue diajakin buat belajar gue selalu nyari-nyari alesan supaya ga jadi belajar. Gimana caranya sampe gue bisa calistung?

Perlu proses yang cukup panjang. Di rumah, sebelum gue masuk SD, sebenernya gue udah diajarin gimana caranya baca, tulis dan hitung. Kalo baca dan tulis diajarin sama teteh gue dan kalo ngitung diajarin kakak gue. Tapi gue tetep belom bisa calistung saat itu. Beruntunglah gue karna saat itu kalo mau masuk SD ga pake tes-tesan dulu. Jadi gue yang belom bisa calistung masih bisa masuk sekolah. Tapi, sekarang anak TK aja udah pada bisa baca, gue tetep kagum sama anak-anak itu, hebat banget! 

Waktu gue SD, kelas 1, gue masih belajar baca dengan cara : 

i-en-i-NI, INI
be-u-BU de-i-DI BUDI
INI BUDI
i-be-u-BU IBU,
be-u-BU de-i-DI BUDI
IBU BUDI
be-a-BA pe-a-ka-PAK BAPAK,
be-u-BU de-i-DI BUDI,  
BAPAK BUDI.

Selain Budi ada juga Ani,
a-en-i-NI, ANI. Abis itu sama kaya si Budi, mengeja lagi untuk ibu dan ayah.

Lagi..
be-a-BA ce-a-CA,BACA.
be-u-BU ka-u-KU, BUKU
es-a-SA ye-a-YA, SAYA.
pe-u-PU es-i-SI eng, PUSING.

Nah dulu, -eng- ini yang lumayan susah.

Hmm... kalo sekarang kelas 1 SD kayanya udah ga belajar ini lagi deh.

Saturday, 5 April 2014

Cantik

Cantik itu ...
menakutkan.

Cantik, ibarat koin yang mempunyai dua sisi. Ada sisi baik dan buruk. 

Orang cantik selalu diistimewakan, sekonyol apapun yang dia lakukan dia akan tetap dihargai. Setidaknya kalau dia berbuat salah masih ada orang yang akan membelanya.
Orang cantik juga selalu mendapat pujian, karna dia cantik.
Tapi dibalik perlakuan khusus dan pujian yang diberikan kepadanya, ada, ada yang mencari celah untuk untuk memanfaatnya.

Orang cantik tidak selalu bahagia, tidak semua yang dia alami secantik wajahnya, semanis senyumnya. Ada duka yang ia sembunyikan. Membiarkan semua terlihat baik-baik saja, tak ada masalah, hidup itu indah.


cantik
ada yang salah dengan kata-kata ini, bisa tolong dikoreksi

Tuesday, 1 April 2014

Berita Duka

Tadi siang nonton tv dan ada berita tentang pengeroyokan anak SD oleh teman-temannya. Gue ga abis pikir sama kelakuan anak-anak itu. Iya sih gue emang gatau kronologis peristiwanya kaya gimana tapi melakukan pengeroyokan apalagi sampe tewas itu bener-bener... Dan lagi, pelakunya itu temennya juga yang masih sama-sama anak SD. Mereka bahkan sekelas. Hmm... sedih, gue sedih banget denger berita ini. Peristiwa ini jadi pelajaran berharga buat kita supaya lebih memperhatikan anak-anak.


siswa sd tewas dikeroyok temannya
RIP